
Paolo Rossi boleh menjadi top skor dan pahlawan Italia di Piala Dunia 1982, tapi faktor kesuksesan lain pelatih Enzo Bearzott waktu itu adalah memainkan sistem pertahanan grendel cattenaccio. Pemain yang mampu memainkan konsep cattenaccio ala Bearzott itu adalah Claudio Gentile. Tinggi, besar, dan berkumis melintang, membuat Gentile adalah sosok menakutkan di lini belakang Azzurri waktu itu. Maradona, Zico, atau Boniek bisa dimatikannya. Gentile siap menekel, menarik, bahkan menahan pemain depan lawan yang coba mendekati gawang Dino Zoff. Gentile pun menjadi incaran kartu, makanya dia sampai mencukur kumis agar kurang dikenali wasit.
Sejarah tahun 1982 terulang, Italia juara Piala Dunia 2006. Tidak ada, "Paolo Rossi" baru yang ada "Claudio Gentile" yang lain. "Claudio Gentile" yang baru ini tidak menyeramkan, murah senyum, ganteng dan menjadi idola wanita. Dia pun bukan incaran wasit karena selama Piala Dunia 2006 dia tidak pernah mendapat kartu kuning atau merah. Dia adalah Fabio Cannavaro, kapten timnas Italia yang menjadi pemain terbaik FIFA tahun 2006. "Piala Dunia 2006 di Jerman lalu merupakan hari-hari yang sempurnabagi seorang pemain belakang," ungkapnya.
Cannavaro sudah menggenggam juara dunia, sekarang dia memimpin skuad Azzurri ke Piala Eropa di Swiss dan Austria. Ini adalah ajang terakhir pria kelahiran Napoli 13 September 1973 itu sebelum mengakhiri karirnya. Usianya memang sudah 35 tahun, namun bukan berarti Thierry Henry (Perancis) , Van Nistelrooy (Belanda) , atau Adrian Mutu (Rumania). Italia akan satu grup bersama Perancis, Belanda, dan Rumania
Target Cannavaro jelas, mengawinkan Piala Dunia dan Piala Eropa sekaligus mengubur mimpi buruk di Euro 2000. "Timnas Italia telah berkembang pesat dalam tahun-tahun belakangan ini, selalu berjuang tinggi di setiap pertandingan, menghibur, menang, dan mencetak banyak gol," tuturnya ketika ditanya soal peluang Italia di Euro 2008. Target lain adalah melewati rekor caps mantan Paolo Maldini, mantan kapten Italia. Tinggal 13 caps lagi Cannavaro akan menjadi pemain paling banyak memperkuat Azzurri.Lalu apa komentar Cannavaro tentang Gentile? Tidak ada, yang pasti keduanya sudah menjadi legenda dan salah satu bek terbaik dunia bersama Franco Baresi, Gaetano Scirea, dan Paolo Maldini.
Sejarah tahun 1982 terulang, Italia juara Piala Dunia 2006. Tidak ada, "Paolo Rossi" baru yang ada "Claudio Gentile" yang lain. "Claudio Gentile" yang baru ini tidak menyeramkan, murah senyum, ganteng dan menjadi idola wanita. Dia pun bukan incaran wasit karena selama Piala Dunia 2006 dia tidak pernah mendapat kartu kuning atau merah. Dia adalah Fabio Cannavaro, kapten timnas Italia yang menjadi pemain terbaik FIFA tahun 2006. "Piala Dunia 2006 di Jerman lalu merupakan hari-hari yang sempurnabagi seorang pemain belakang," ungkapnya.
Cannavaro sudah menggenggam juara dunia, sekarang dia memimpin skuad Azzurri ke Piala Eropa di Swiss dan Austria. Ini adalah ajang terakhir pria kelahiran Napoli 13 September 1973 itu sebelum mengakhiri karirnya. Usianya memang sudah 35 tahun, namun bukan berarti Thierry Henry (Perancis) , Van Nistelrooy (Belanda) , atau Adrian Mutu (Rumania). Italia akan satu grup bersama Perancis, Belanda, dan Rumania
Target Cannavaro jelas, mengawinkan Piala Dunia dan Piala Eropa sekaligus mengubur mimpi buruk di Euro 2000. "Timnas Italia telah berkembang pesat dalam tahun-tahun belakangan ini, selalu berjuang tinggi di setiap pertandingan, menghibur, menang, dan mencetak banyak gol," tuturnya ketika ditanya soal peluang Italia di Euro 2008. Target lain adalah melewati rekor caps mantan Paolo Maldini, mantan kapten Italia. Tinggal 13 caps lagi Cannavaro akan menjadi pemain paling banyak memperkuat Azzurri.Lalu apa komentar Cannavaro tentang Gentile? Tidak ada, yang pasti keduanya sudah menjadi legenda dan salah satu bek terbaik dunia bersama Franco Baresi, Gaetano Scirea, dan Paolo Maldini.
0 comments:
Posting Komentar